- Pengertian Kekuasaan dan Kekuasaan Politik
Kekuasaan dalam kajian ilmu
politik merupakan salah satu komponen dasar penting dalam mempelajari ilmu
politik. Kekuasaan (power) adalah
kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia atau kelompok lain untuk mengikuti sehingga
sesuai dengan pemilik kekuasaan.[1]
Ada beberapa macam bentuk
kekuasaan yang akan dibahas oleh penulis. Kekuasaan politik merupakan salah
satu bentuk kekuasaan yang penting yang akan dibahas oleh penulis. Kekuasaan
politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah)
baik terbentuknya maupun akibat – akibatnya sesuai dengan tujuan – tujuan
pemegang kekuasaan sendiri. Kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan
sosial, yakni yang fokusnya diarahkan kepada negara yang satu – satunya pihak
yang berwenang memilki hak untuk mengendalikan tingkah laku sosial dengan
paksaan. Kekuasaan politik tidak juga mencakup hal – hal tentang merebut atau
memperthankan kekuasaan saja, melainkan mencakup pengendalian tindakan dan pengendalian
aktivitas negara di bidang administrasi, legislatif dan yudikatif. [2]Namun
demikian kekuasaan politik tidaklah mungkin tanpa pengguna kekuasaan yang
disebut penguasa, penguasa bertugas untuk melakukan kontrol. Penguasa disaat
menjalankan tugasnya perlu adanya sarana dan alat untuk menjalankan tugasnya.
Ossip K. Flechtheim membedakan dua macam kekuasaan politik yaitu :
a. Bagian dari kekuasaan sosial
yang (khususnya) terwujud dalam negara (kekuasaan negara) saperti lembaga – lembaga
pemerintahan, DPR, presiden dan sebagainya
b. Bagian dari kekuasaan sosial
yang ditujukan kepada negara, yaitu aliran – aliran dan asosiasi[3]
Terdapat enam konsep mengenai kekuasaan politik.
Pengaruh,persuasi, manipulasi, koersi, force dan kewenangan. Pengaruh adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mengubah sikap dan perilaku.
Persuasi adalah kemapuan untuk meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk
melakukan sesuatu. Manipulasi adalah penggunaan pengaruh, dalam hal ini yang
dipengaruhi tidak menyadari bahwa tingkah lakunya melakukan kenginan pemegang
kekeuasaan. Koersi adalah peragaan kekuasaan dengan menggunakan paksaan. Force
adalah penggunaan tekanan fisik dengan membatasi kebebasan secara biologis
untuk melakukan sesuatu. Kewenangan adalah kekuasaan seseorang dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat karena sesuai dengan azas dan prosedur yang
berlaku.[4]
- Sejarah Kekuasaan
Kekuasaan
biasanya berbentuk dengan sebuah hubungan antara yang memerintah dan yang
diperintah. Ada yang memberi perintah dan ada yang mematuhi perintah. Oleh
karena itu tidak ada persamaan martabat, derajat, selalu ada yang tinggi dan
yang rendah dalam konteks jabatan, serta selau ada unsur paksaan. Paksaan yang
dapat di praktekkan atau difungsikan tidak secara gamblang dan ada juga yang
secara gamblang.
Kekuasaan bersumber dari
berbagai segi. Segi paksaan, misalnya seoramg polisi memaksa pelaku tindak
kriminal karena, dari persenjataan polisi lebih lengkap. Dari segi kedudukan,
misalnya seorang komandan dengan prajuritnya dan menteri memecat pegawainya
yang melakukan korupsi. Segi kekayaan, mislnya sorang pengusaha kaya dapat
mempengaruhi politisi dengan kekayaannya. Dari segi agama, misalnya pendeta dan
umatnya, Pendeta Jim Jonestown di Guyana pada tahun 1978 yang melakukan
pembunuhan massal yang dilatar belakangi ketaatan umatnya dengan pendeta
tersebut.[5]
- Teori Kekuasaan Niccolo Machiavelli (1467 - 1527)
Dalam bukunya yang berjudul The prince (Sang Penguasa), Machiavelli
berhasil mengeluarkan sebuah teori, yaitu teori kekuasaan. Teori kekuasaan
Machiaevelli adalah kekuasaan yang dimiliki negara secara mutlak dapat
dipertahankan dan direbut oleh seorang penguasa dengan menghalalkan segala
cara, termasuk cara binatang. Machiavelli mengatakan bahwa obsesi penguasa ditekankan
pada negara kekuasaan, dimana kedaulatan tertinggi terletak pada penguasa
negara dan bukan pada rakyat serta prinsip – prinsip hukum. Para penguasa yang
menggunakan cara – cara keji, kejam, dan jahat tidaklah dapat dikatakan
memperoleh kekuasaan dengan cara bijaksana dan nasib baik semata. Tindakan
dengan cara tersebut dapat diimbangi dengan cara mencari simpati rakyat serta
berjuang untuk kebahagian mereka.[6]
Keberhasilan penguasa dalam
mempertahankan kekuasaanya lebih menekankan pada sektor militer, karena militer
memilki tujuan untuk melindungi penguasa dari tindakan jahat dan demi keamanan
negara dan kekuasaannya. Sebagaimana Nabi, dalam sejarah menurut Machiavelli,
nabi – nabi bersenjatalah dan memiliki senjatalah yang berhasil memperjuangkan
misi kenabiannya.[7]
Cara binatang yang dimaksdkan
Machiavelli adalah, bagaimana seorang penguasa dapat menempatkan posisinya
dalam situasi apapun. Penguasa dapat bersikap sebagai seekor Singa pada suatu
waktu, pada saat lain dia dapat bersikap sebagai seekor Kancil. Singa yang buas
dan kejam memilki kelemahan,ia tidak memiliki penciuman yang tajam seperti
kancil dan kelincahan seperti kancil, dengan kemampuannya tersebut kancil dapat
menghindari perangkap. Kencil tidak memilki tenaga yang cukup untuk menghadapi
mangsa. Dengan keadaan seperti itu seseorang harus bertindak seperti singa,
sebab singa adalah si raja hutan. Dengan kata lain penguasa harus pandai dalam
menggunakan cara kekuasaanya, baik dengan cara manusia ataupun cara binatang.
Manusia memilki dua sifat yang berbeda, disisi lain manusia adalah penyayang,
tulus, pemurah, baik hati,dan disisi lain manusia mampu bersikap kasar, jahat
dan kejam. Dalam bukunya the Prince,
penguasa dapat bertindak sebagai singa yang kejam di suatu saat, dan menjadi rubah
disaat yang lain. Hanya dengan cara seperti itu yang dilakukan pemimpin untuk
mempertahankan kekuasaannya. [8]
Soeharto adalah salah satu presiden Indonesia yang banyak menggunakan kedua teori
tersebut dalam mempertahankan maupun merebut kekuasaan Indonesia pada zaman Orde Baru
(1966-1997). Contohnya pada struktur pemerintahannya, dalam orde baru kita
mengenal dengan istilah ABG (Abri, Birokrasi, Golkar). Tiga elemen pemrintahan
tersebut menjadi sistem politik yang digunakan Soeharto dalam konsep strategi
politik dalam mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Struktur
dan fungsi yang menjadi kekuatan di era Orde Baru :
1.
Pembentukan Kabinet Pembangunan
Kabinet
awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi
Darma Kabinet Ampera.
Fungsinya adalah untuk menciptakan stabilitas
politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan
nasional.
2.
Sistem Kepartaian
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia
sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh
asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).
Kenyataannya
pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar)
yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu
mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan
suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi
Presiden Republik Indonesia
selama enam periode pemilihan.
3.
ABRI
Guna menciptakan
stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu
sebagai peran hankam dan sosial.
Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi
ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah
tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan
adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan
pengangkatan. Fungsi dari kekuatan militer adalah sebagai alat/sarana untuk
mempermudah dan menghegemoni masyarakat dalam membantu Suharto mencapai puncak kekuasaan, juga
mengekang rakyatnya.
4. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila)
Tujuan
dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi
Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan
nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini
rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh
pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada
tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas
tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga
Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem
sosial masyarakat Indonesia.
5. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai
pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan
jalannya pemerintahan maka melakukan :
· Pembubaran PKI pada
tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX
Tahun 1966..
· Dikeluarkan pula
keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
· Pada tanggal 8 Maret
1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30
September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak
membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
Strategi Soeharto dalam
mempertahankan kekuasaanya di Indonesia
dengan menghegemoni rakyat Indonesia
dengan ideologi – ideologi negara yaitu Pancasila dalam Penataran P4, sehingga
secara tidak sadar rakyat dikurangi kebebasannya untuk berpendapat dan
menyuarakan suaranya sebagai kontrol dalam menjalankan sistem politik dan
politik yang demokrasi. Soeharto dalam mengahadapi lawan - lawan politiknya
dengan menggunakn teori kekuasaan Machiavelli, dengan dapat memposisikan
dirinya dalam menghadapi situasi politik yang dihadapinya, tercetus dengan
istilah “Membunuh dengan tangan kanan, tangan kiri disembunyikan”.
Alasan penulis dalam
mencontohkan teori kekuasaan Machiavelli adalah teori tersebut adalah terori
politik yang menggambarkan realitas politik yang benar terjadi di berbagai
aktivitas politik. Teori politik Machiavelli yang merupakan teori realitas
bukan idealitas seperti Plato dan Aristoteles, merupakan gambaran sebbuah
aktivitas politik dalam mempertahankan dan merebut kekuasaan dengan
menghalalkan berbagai cara dan memisahkan moralitas dalam upaya melanggengkan
kekuasaan yang ada.
- Hubungan Moralitas dan Kekuasaan Politik
Tujuan menghalalkan segala cara demi mendapatkan
kekuasaan, menurut Machiavelli dalam Dicourse,
semua tujuan penguasa adalah untuk kebaikan umum (common good). Penguasa tidak harus membahas apakah tindakannya
tersebut sudah sesuai dengan moral dan agama atau adakah batas – batas etis
yang boleh dilanggarnya. Tidak dapat kejahatan dalam politik, hanya kesalahn
kecil semata. Penguasa hanya memiliki satu – satunya batasan adalah ia harus
menggunakan tujuannya untuk kebenaran dan ia memiliki dasar yang masuk akal
dalam mengatakan bahwa cara – cara yang dipilih akan kondusif bagi tujuan yang
diingnkannya.[9]
Dalam pemikiran klasik dan
kristen, mengenai cara yang jahat dan tujuan yang baik tidaklah masuk akal.
Tindakan yang meyimpang dari hukum alam dan hukm ketuhanan secara moral
dianggap salah dan tidak ada tujannya. [10]
Tidak ada hubungan antara
moral dan kekuasaan politik. Menurut Machiavelli, moral dan kekuasaan politik
harus dipisahkan. Karena tujuan menghalalkan cara sudah terlihat jelas bahwa
penguasa menggunakan cara – cara yang tidak baik (tindakan amoral) dalam
mempertahankan dan merebut kekuasaan. Pemimpin dapat menggunakan cara apapun
selama ia mampu menjelaskan dengan alasan yang tepat bahwa tujuannya adalah
untuk kebaikan umum. [11]
[1] Miriam, Budiardjo. Dasar – dasar Ilmu
Politik. (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama : 2006 ) Hal : 33
[4] Ramlan, Surbakti. Memahami Ilmu
Politik. (Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia: 1992) Hal : 57
[5] Miriam, Budiardjo. Dasar –
dasar….Hal :33
[6]Firdaus, Syam. Pemikiran Politik Barat : Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya
terhadap Dunia ke - 3. (Jakarta, Bumi Aksara : 2007) Hal : 112 - 113
[9] Henry, Schmant. Filsafat Politik : Kajian Historis dari
zaman Yunani Kuno sampai ZamanModern . (Yogyakarta, Pustaka Pelajar : 2002)
Hal : 257
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.